Dandelion,
bunga liar berwarna putih seperti gumpalan kapas yang hidup berkoloni. Jika
tertiup angin, benihnya yang kecil dan ringan akan terbang meninggalkan sang
bunga. Di manapun benihnya jatuh dan mengering, di sanalah bunga Dandelion akan
tumbuh. Selama kehidupannya, bunga Dandelion akan terus menghasilkan
benih-benih yang akan diterbangkan angin dan menghasilkan bunga-bunga baru.
Seperti harapan.
Filosofi
tentang bunga Dandelion inilah yang menjadi inspirasi judul album ke-dua milik
penyanyi jazz Indonesia, Monita Tahalea. Album yang rilis tanggal 1 Desember
2015 lalu ini berisikan sembilan lagu yang didistribusikan oleh label Demajors.
Dandelion rampung diproduksi berselang lima tahun sejak album pertama (Dream,
Hope, & Faith) milik penyanyi jebolan Indonesian Idol ini dirilis di tahun
2010 lalu.
Bagiku pribadi, album ini merupakan satu diantara tiga musisi yang sangat aku
tunggu rilis albumnya (selain Barasuara dan Payung Teduh). Penantian lima tahun
berbuah manis dengan kehadiran album Dandelion yang menawan. Lagu andalan
berjudul “Memulai Kembali” ini tidak henti aku ulang. Very easy listening song!
Materi
yang ditawarkan album yang diproduseri Monita dan Gerald Situmorang ini tidak
jauh berbeda dengan album terdahulu, lagu-lagu bertema cinta yang dibalut musik
pop dan jazz. Namun tema yang disajikan tidak melulu tentang cinta sepasang
kekasih, beberapa lagu menceritakan tentang persahabatan, kehidupan, dan
harapan.
Lagu
berjudul “Hai” yang bernuansa riang menjadi pembuka album yang sebagian besar
direkam di SAE Studio ini. Liriknya dapat menjadi penyemangat hidup bagi
sahabat yang sedang terluka. “Hai
teman, apa kabar? Lama tak ku dengar suaramu. Apa harimu bermentari? Adakah
malam dihiasi mimpi? Hai teman, hapus sudah senyum kelabu di wajahmu. Masa yang
lalu telah berlalu. Kini hari baru bernyanyi untukmu.”
Memulai
Kembali menjadi track kedua di album Dandelion. Sebelumnya aku hanya
mendengarkan audio versi live lagu ini di Youtube sebelum video musik lagu ini
resmi dirilis. Mudah menyukai lagu yang diaransemen oleh Gerald Situmorang ini.
Namun ternyata versi album Dandelion memiliki aransemen yang jauh lebih
kompleks. Mendengarkan paduan irama dan harmoni aransemennya saja sudah membuat
kecanduan.
Lagu
ke-empat berjudul Perahu (Perahu Jingga), lagu tentang harapan dengan lirik
fantasi namun bagiku terdengar kelam. Walaupun begitu, diantara sembilan lagu
di album ini Perahu adalah lagu yang paling aku sukai setelah Memulai Kembali.
Jika
sebelumnya berekspektasi bahwa album ini akan menjadi album yang “manis”, maka
lagu ke lima berjudul “Bisu” mematahkan ekspektasi tersebut. Lagu ini merupakan
salah satu lagu up-beat dengan lirik yang powerful.
“Diam seribu
bahasa. Simpan sejuta makna. Kini ku rangkai kata. Coba
sampaikan rasa. Oh bebaskanlah oh lepaskanlah. (Apa yang kau
pikirkan) apa yang kau pikirkan. (Namun tak diucapkan) namun tak
diucapkan. (Apa yang kau rasakan) apa yang kau rasakan. (Namun tak
diucapkan) namun tak diucapkan”.
Track
ke-enam diisi oleh sebuah ballad berjudul “Saat Teduh”, satu diantara dua lagu
dengan aransemen paling minimalis di album Dandelion. Walaupun menghanyutkan, tetap
enak dinikmati.
Setelahnya,
satu-satunya lagu berbahasa Inggris berjudul I’ll Be Fine mengisi track
ke-tujuh di album ini. Seperti “Bisu”, I’ll Be Fine bertempo cepat dengan tema move-on. “Today
another day has gone. And I’m still here all alone stuck with the pieces of
yesterday. Yesterday wasn’t enough. Sometimes life can be so tough . With
all your love one hurting you. What about faith doesn’t it conquer? And you
find the strength within you to go on”.
Album
Dandelion ditutup oleh lagu berjudul Breathe. Meskipun berjudul Bahasa Inggris,
lirik lagu ini ditulis dalam Bahasa Indonesia. Meskipun terkesan seperti lagu
cinta biasa, namun aku menginterpretasikan lagu ini sebagai lagu spiritual yang
menceritakan hubungan manusia dengan Sang Pencipta.
Secara
keseluruhan, bagiku album ini terasa positif, powerful, namun hangat dan feminin.
Beberapa lagu cocok didengarkan saat teduh menuju senja, lagu-lagu lain dapat
didengarkan saat berbagai macam pikiran hinggap di kepala. Mungkin juga saat
jatuh cinta guys.
Monita is back huaaa lagunya yang dulu aja masih enak di denger, apalagi yang baru ~~
BalasHapuspaduan yg bagus nih antara penyanyi ama mvnya jdi kebawa suasana
BalasHapus